
Jamal Crawford salah satu pemain berpengaruh dalam sejarah NBA. Dia pernah menjadi Sixth Man of the Year tiga kali. Sebagai seorang pemain dengan kemampuan mendribel yang luar biasa dan insting mencetak poin yang tajam, Crawford memang dikenal sebagai salah satu pemain cadangan terbaik sepanjang masa.
1. Memulai karier di Chicago, lalu melanglang buana ke beberapa kota
Jamal Crawford memulai karier NBA-nya pada 2000. Dia dipilih Cleveland Cavaliers sebagai pilihan ke-8 dalam Draft NBA tahun itu. Namun, Crawford segera ditukar kepada Chicago Bulls. Dia pun menghabiskan 4 musim pertamanya di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.
Pada awal kariernya, Crawford menunjukkan potensi sebagai pencetak poin yang andal. Dia, misalnya, mampu mencetak 17,3 poin per pertandingan pada 2003/2004, musim terakhirnya di Chicago. Kariernya kemudian berlanjut dengan bermain untuk beberapa tim, termasuk New York Knicks, Golden State Warriors, Atlanta Hawks, dan Portland Trail Blazers.
Puncak karier Crawford terjadi saat bergabung dengan Los Angeles Clippers pada 2012. Di sanalah dia benar-benar menemukan perannya sebagai salah satu sixth man terbaik sepanjang masa. Pada masa pengabdiannya di Los Angeles, Crawford memenangkan Sixth Man of the Year sebanyak 2 kali pada 2014 dan 2016. Ini melengkapi gelar pertamanya yang didapat saat bermain untuk Atlanta Hawks. Dia otomatis menjadi pemain NBA pertama dengan Sixth Man of the Year.
“Itu bukan sesuatu yang saya anggap remeh,” kata Crawford sebelum mendapatkan Sixth Man of the Year ketiganya, sesuatu yang belum pernah dilakukan siapa pun, seperti dikutip situs resmi NBA.
Sebagai gambaran, dalam sejarah NBA, tidak ada yang pernah menjadi Sixth Man of the Year tiga kali selain Jamal Crawford dan Lou Williams. Sebab, sisanya hanya mentok meraih dua gelar. Misalnya, Detlef Schrempf yang tercatat sebagai pemain non-Amerika Serikat dengan dua Sixth Man of the Year.
“Aku berasumsi tidak banyak pemain yang melakukannya dengan lebih baik. Itulah nama penghargaan yang akan diberikan saat dia pensiun. Aku rasa penghargaan itu (Sixth Man of the Year) akan menjadi Jamal Crawford Award,” ujar Doc Rivers, pelatih yang menangani Jamal Crawford di Los Angeles Clippers, masih dari situs resmi NBA.
2. Memiliki keterampilan mendribel bola di atas rata-rata
Sebagai seorang sixth man, Jamal Crawford telah mendefinisikan kembali arti penting peran pemain cadangan dalam sebuah tim. Dia dikenal sebagai salah satu pemain yang mampu mengubah dinamika permainan saat masuk dari bangku cadangan. Dengan kecepatan, ketangkasan, dan kemampuan mencetak poin yang luar biasa, yang dilengkapi keterampilan mendribel di atas rata-rata, Crawford kerap menjadi pahlawan dalam situasi-situasi krusial.
Dia tidak jarang mencetak poin dengan jumlah besar dalam waktu singkat, yang memberikan timnya keunggulan taktis sekaligus psikologis. Tidak sekadar mencetak poin, Crawford juga mampu menjadi pemimpin dalam timnya. Meski tidak selalu menjadi pemain inti, pengaruhnya terhadap rekan-rekan setimnya terbilang besar, terutama pada masa veterannya pada usia 30-an.
Keberadaannya di lapangan memberikan kepercayaan diri dan motivasi tambahan bagi para pemain lain. Kontribusinya sebagai sixth man menjadi contoh nyata seorang pemain cadangan bisa memiliki dampak signifikan dalam kesuksesan tim. Crawford memang tidak sempat keluar sebagai juara NBA, tetapi pengaruhnya kepada tim yang dibelanya begitu terasa. Ini terbukti dari tiga gelar pemain cadangan terbaiknya.
Dalam 20 tahun kariernya di NBA, Jamal Crawford sendiri mencetak rata-rata 14,6 poin, 2,2 rebound, dan 3,4 assist. Dalam hal bertahan, dia memang tidak bisa begitu diandalkan. Namun, dalam hal menyerang, Crawford cukup mematikan. Apalagi, dengan dribelnya yang kreatif.
3. Mempertegas peran penting pemain cadangan di NBA
Setelah menyelesaikan masa baktinya kepada Los Angeles Clippers, Jamal Crawford sempat membela Minnesota Timberwolves, Phoenix Suns, dan Brooklyn Nets sebelum keluar dari NBA. Dia berhenti bermain pada 2020. Tidak ada lagi tim yang merekrutnya.
Meski begitu, pengaruh Crawford terhadap permainan modern tidak bisa diabaikan. Gaya bermainnya yang kreatif dan tidak terduga telah menginspirasi banyak pemain muda. Kemampuan mendribelnya yang luar biasa kerap membuat lawan kebingungan. Sementara itu, akurasi tembakan tiga poinnya menambah dimensi baru dalam strategi penyerangan.
Dalam banyak hal, Crawford telah membantu mendorong evolusi permainan basket menjadi lebih cepat dan dinamis. Selain itu, keberhasilannya dalam menjalankan peran sixth man turut membuka mata banyak tim mengenai pentingnya memiliki pemain cadangan yang berkualitas. Banyak tim di NBA kini lebih memperhatikan pembangunan skuad yang seimbang. Mereka melihat peran pemain cadangan tidak lagi sebagai posisi minor.
Dengan demikian, Crawford tidak hanya meninggalkan jejak sebagai pemain individu, tetapi juga telah berkontribusi pada perubahan budaya dan strategi dalam dunia basket profesional. Dia salah satu bukti nyata seorang pemain cadangan bisa menjadi bintang dan memiliki dampak besar dalam permainan. Dengan tiga Sixth Man of the Year, Crawford mengukir namanya sendiri dalam sejarah emas NBA.
Kariernya yang gemilang, kontribusinya dari bangku cadangan, dan pengaruhnya terhadap permainan modern membuat Jamal Crawford bisa dianggap legenda NBA. Dia akan selalu dikenang sebagai pemain berpengaruh meski bukan lima utama. Prestasi dan dedikasinya dalam dunia basket juga berpotensi terus menginspirasi generasi pemain yang akan datang.
Leave a Reply