SEPUTARAN SITUS PKV TERPERCAYA

Kumpulan Berita Situs PKV Terpercaya

Advertisement

Negara dengan Sepak Bola yang Kurang Maju

SEPUTARANPKVGAMES-Negara-negara seperti Bhutan, Bangladesh, Yaman, Niger, Pakistan, Nauru, Northern Mariana Islands, PNG, dan Marshall Islands masih berada di tingkat perkembangan sepak bola yang sangat prematur. Kesulitan mereka bervariasi, mulai dari infrastruktur buruk, minimnya pendanaan, hingga situasi sosial-politik yang tidak kondusif. Namun, ada pula tanda-tanda positif—seperti investasi di PNG dan kemunculan Marshall Islands ke panggung internasional—yang menunjukkan bahwa perubahan, meski lambat, bisa mulai terjadi.

1. Bhutan

Posisi FIFA-nya sering berada di peringkat rendah—sekitar 184 pada Desember 2023—dan pernah mencapai ranking terendah hingga 209

Sejak debut internasional pada 1982, kemenangan kompetitif sangat jarang: hanya enam kemenangan kompetitif hingga 2017, dengan defisit gol sekitar –279.

Prestasi terbaik regionalnya adalah masuk semifinal SAFF Championship 2008, tapi tidak pernah lolos ke turnamen besar seperti Piala Asia atau Piala Dunia.

2. Bangladesh

Tim nasionalnya debut pada 1973, tetapi hingga kini belum pernah lolos ke Piala Dunia dan hanya tampil sekali di Piala Asia (1980).

Fokus nasional lebih condong ke kriket, sementara sepak bola tertinggal dalam hal pendanaan dan pengembangan teknis.

Kendala mencakup infrastruktur usang, kurangnya pelatih bersertifikat, jaringan akademi lemah, dan minimnya paparan internasional.

3. Yaman

Sepak bola masih populer di masyarakat, tetapi liga lokal hampir berhenti berjalan sejak 2014 akibat perang saudara.

Hanya sekitar 9.200 pemain terdaftar dari populasi lebih 20 juta jiwa, dan stadion banyak yang rusak atau tidak aktif.

Prestasi terbaiknya adalah lolos ke Piala Asia 2019, namun secara umum perkembangan sepak bolanya terhambat oleh konflik dan sumber daya terbatas.

4. Niger

Meskipun sepak bola sangat populer, Niger belum pernah lolos ke Piala Dunia dan baru beberapa kali tampil di Piala Afrika (2012, 2013), tanpa hasil memuaskan.

Liga domestik bersifat amatir hingga semi-profesional, dan sedikit pemain yang berkarier di klub Eropa.

5. Pakistan

Dengan populasi lebih dari 200 juta, Pakistan hanya berada di peringkat ke-200 FIFA, tanpa pernah tampil di Piala Dunia.

Masalah utama meliputi infrastruktur buruk, konflik internal dalam federasi, dominasi olahraga lain seperti kriket dan hoki, serta sangat sedikit eksposur internasional.

6. Nauru

Nauru belum menjadi anggota FIFA atau OFC. Infrastruktur dan sistem liga praktis belum eksis, meski ada rencana pembentukan tim nasional.

7. Northern Mariana Islands

Northern Mariana Islands merupakan anggota AFC, tetapi bukan FIFA — sehingga tidak bisa ikut kualifikasi Piala Dunia. Mereka sering dinilai sebagai salah satu tim terlemah berdasarkan peringkat Elo.

8. Papua Nugini (PNG)

Kini dilatih Warren Moon, mantan pelatih Brisbane Roar, yang berambisi membawa PNG menuju peningkatan kompetitif. Fokusnya mencakup pengembangan tim junior hingga harapan lolos ke Piala Dunia 2034.

Tantangan berat, seperti minimnya fasilitas, panas ekstrem, masalah visa untuk pemain, dan kurangnya dana serta persaingan dengan olahraga lain (seperti rugby), menjadi hambatan utama.

9. Marshall Islands

Baru saja memainkan pertandingan internasional resmi pertama pada 15 Agustus 2025, menjadikannya negara terakhir di dunia yang melakukannya.

Federasi sepak bola didirikan pada 2021 dan berupaya menjadi anggota FIFA, dengan tim yang sebagian besar terdiri dari diaspora di AS dan dukungan dari relawan.

Analisis Penyebab Keterlambatan Perkembangan

Beberapa faktor penyebab umum yang menghambat kemajuan sepak bola di banyak negara:

  • Infrastruktur & Pendanaan Minim: Kurangnya stadion, akademi, dan fasilitas latihan memadai; disertai dukungan pemerintah dan swasta yang lemah.
  • Manajemen, Korupsi, dan Politik: Persoalan internal seperti konflik federasi, kurangnya transparansi, dan politisasi menghambat profesionalisasi olahraga.
  • Dominasi Olahraga Lain: Di banyak negara, olahraga seperti kriket (Bangladesh, Pakistan), rugby (PNG), atau olahraga nasional memakan perhatian lebih besar ketimbang sepak bola.
  • Akses ke Kompetisi Tinggi: Minimnya eksposur internasional dan scouting membuat talenta muda tidak terlihat atau berkembang.
  • Situasi Sosial dan Politik: Konflik, gangguan keamanan, atau ketidakstabilan politik (contoh: Yaman, Chad) mengganggu kontinyuitas liga dan kompetisi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!

pelangi99

pelangi99

pelangi99

marioqq

marioqq

marioqq

pkv games deposit qris

legendaqq

laksamana4d

laksamana4d

laksamana4d

tayang4d

tayang4d

tayang4d

tayang4d

pinopoker

sumo99

seputaran dunia bola

tayang4d

tayang4d

tayang4d

pelangi99

pelangi99

pelangi99

pelangi99

pkv deposit qris

tayang4d

tayang4d

legendaqq

marioqq

pkv games

tayang4d

pelangi99

marioqq

tayang4d

laksamana4d

laksamana4d

laksamana4d

laksamana4d

tayang4d

star gaming asia

laksamana4d

pelangi99

pelangi99

pelangi99

pelangi99

legendaqq

tayang4d

laksamana4d

marioqq

marioqq

legendaqq

tayang4d

tayang4d

laksamana4d

pelangi99

pelangi99

pelangi99

pkv games terpercaya

pelangi99

pelangi99

marioqq

pelangi99

pelangi99

laksamana4d

pelangi99

pelangi99

pelangi99

marioqq

marioqq

legendaqq

legendaqq

pokeronline

dominoonline

bandaronline

portal resmi provinsi gorontalo

pelangi99

pelangi99

pelangi99

pelangi99

pelangi99

pelangi99

tayang4d

pelangi99

pelangi99

pelangi99

pkv terpercaya

pelangi99

pelangi99

laksamana4d

pelangi99