
SEPUTARANPKVGAMES-Pada 25 Agustus 2025, ribuan mahasiswa dari berbagai universitas berkumpul di depan Gedung DPR RI, Jakarta, untuk menolak kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat. Pemicu utama kericuhan adalah terungkapnya fakta bahwa 580 anggota DPR mendapatkan tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan, di saat masyarakat masih menghadapi tingginya harga kebutuhan pokok dan keterbatasan akses pendidikan maupun kesehatan.
Selain isu tunjangan, mahasiswa juga menyuarakan penolakan terhadap kebijakan austerity Presiden Prabowo Subianto, termasuk pemangkasan anggaran pendidikan dan kesehatan serta meningkatnya peran militer dalam sektor sipil. Bagi mahasiswa, hal ini mencerminkan semakin jauhnya pemerintah dari prinsip keadilan sosial.
Kronologi Aksi

Awalnya, aksi berjalan damai dengan orasi, teatrikal jalanan, dan pembentangan spanduk. Namun, situasi memanas ketika demonstran berusaha mendekat ke pagar utama DPR. Aparat kepolisian merespons dengan gas air mata dan water cannon, sementara sebagian mahasiswa membalas dengan melempar batu dan botol. Bahkan, beberapa titik di sekitar lokasi sempat terlihat kobaran api dari ban yang dibakar massa.
Untuk mengendalikan situasi, lebih dari 1.200 aparat keamanan dikerahkan dan sejumlah akses jalan menuju DPR ditutup, menimbulkan kemacetan panjang. Meski terjadi bentrokan, tidak ada laporan korban luka serius. Namun, kericuhan ini berhasil menarik perhatian publik dan media internasional.
Analisis
- Ketidakpuasan Publik yang Menguat
Tunjangan besar DPR menjadi simbol ketidakadilan di tengah kesulitan ekonomi rakyat. - Respons Aparat dan Potensi Represi
Penggunaan gas air mata menandakan pola lama: meredam protes dengan pendekatan keamanan, bukan dialog. Ini berpotensi menambah ketegangan dan memunculkan citra bahwa pemerintah anti-kritik. - Simbol Perlawanan Mahasiswa
Gerakan mahasiswa tidak sekadar soal uang tunjangan, tetapi perlawanan terhadap ketidakadilan struktural, oligarki, dan kecenderungan otoritarianisme. Aksi mereka juga menggunakan simbol-simbol budaya populer (seperti bendera One Piece), yang menjadi media kreatif dalam menyampaikan kritik sosial. - Efektivitas Aksi
Meski belum ada kebijakan yang berubah, aksi ini sukses membuka ruang diskusi publik dan menyoroti isu ketimpangan secara nasional maupun internasional. Tekanan berkelanjutan dapat memengaruhi agenda politik di masa depan.
Kesimpulan
Kericuhan demo mahasiswa di Gedung DPR tahun 2025 adalah cermin ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan elitis dan ketidakadilan sosial yang semakin nyata. Tunjangan DPR hanyalah pemicu, sementara inti perlawanan adalah keresahan terhadap pemerintahan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.
Meskipun belum membuahkan perubahan nyata, aksi ini menegaskan kembali peran mahasiswa sebagai agen kontrol sosial dan penjaga demokrasi.
Leave a Reply